Rabu, 30 Juni 2010

RESENSI BUKU GOLD DINAR

0 komentar

Buku ini ditulis oleh M. Luthfi Hamidi, MA., seorang pemegang gelar master di bidang Islamic Banking, Finance and Management dari inggris

Pada resensi buku ini ditulis sekilas mengenai keadaan ekonomi global yang sangat tidak adil dan memihak negara-negara maju. Dimulai dengan fakta angka bahwa pada akhir tahun 2005, nilai defisit perdagangan AS mencapai 724 miliar Dolar AS. Itu berarti setiap jamnya nilai defisit perdagangan AS mencapai 82,4 juta dolar! Status AS pun bergeser dari pemberi utang menjadi pengutang terbesar. Total utang AS (pemerintah dan swasta) dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 1998 jumlahnya mencapai 5,5 triliun dolar lebih dan meningkat menjadi 6,2 triliun dolar AS di akhir tahun 2002. Jumlah ini, menurut Luthfi Hamidi, LUAR BIASA BESAR bila dibandingkan dengan utang Indonesia, misalnya, yang "hanya" 120 miliar dolar AS pada tahun 1998 dan turun menjadi 98 miliar dolar AS pada tahun 2002. Bahkan lebih lanjut penulis menerangkan, ketika jumlah utang dari 52 negara termiskin dunia yang dimasukkan sebagai bagian dari highly indebted countries ditotal dan dibandingkan dengan utang AS, masih lebih besar utang AS. Jumlah utang 52 negara miskin ini mencapai 375 miliar dolar AS, atau dengan kata lain, utang AS masih 16,5 kali lebih besar!! Lalu dari mana AS mendanai defisitnya? Membiayai mesin perangnya?
Inilah ironi terbesar abad ini. Sebuah negara yang secara akuntansi kolaps, tapi karena uang kertasnya digunakan oleh 60% penduduk bumi, mereka terus mendapatkan free lunch (makan siang gratis). The Fed (bank sentral AS) terus mencetak dolar. Sementara negara-negara lain "membayar inflasi" yang ditimbulkannya dengan menyerahkan kopi, minyak, emas, tuna, kayu dan kekayaan alam lainnya. Menurut beliau, ini adalah sebuah konstruksi eksploitatif sistem moneter yang pelan tapi pasti membawa dunia ke arah disekuilibrum: kehancuran ekonomi.
Buku ini hadir untuk menawarkan solusi sistem moneter yang lebih stabil, adil dan berkelanjutan. Salah satunya melalui dikembalikannya emas sebagai alat transaksi dunia. Emas semestinya dikembalikan ke posisi terhormat sebagai mata uang dunia. Banyak yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis menyangkut eksistensi emas: Benarkah emas mengawal sistem moneter internasional yang lebih stabil? Apakah mata uang emas meningkatkan volume perdagangan dan membuka insentif ekonomi yang lebih luas? Bila betul, seberapa besar? Buku ini hadir untuk menjawab keraguan itu. Tentu saja pak Luthfi Hamidi tidak asal berargumen dalam menulis buku ini. Konon, buku ini berasal dari tesis beliau ketika menyelesaikan program master. Tentunya beliau telah melakukan riset dengan standar ilmiah, sehingga buku ini penuh dengan bukti-bukti empiris. Namun, hal tersebut tidak menjadikan buku ini lantas sulit dipahami. Beliau menggambarkan ilustrasi dalam bentuk tabel-tabel, alur dan grafik-grafik yang mudah dicerna, sehingga buku ini enak dibaca oleh semua kalangan.

0 komentar:

Posting Komentar